Thursday, August 24, 2017

The Journey – End of the Beginning

The Journey – End of the Beginning


Floriana meletakkan sebuah bunga putih masing-masing di atas kuburan kedua orang tua Animon. Reyd pun hanya diam, ia memutuskan untuk tidak memainkan lagu sedih karena ia dapat membayangkan perasaan Animon. Semuanya menundukkan kepala, air mata perlahan mengalir, jatuh membasahi pipi Animon. Setelah beberapa kata maaf dan terima kasih dari Animon mereka pun meninggalkan pemakaman.

Kedua orang tua Animon jatuh sakit begitu Animon pergi dari desanya. Sakit kedua orang tua Animon semakin parah dan tak ada satu dokter pun di kerajaan Gaia yang bisa menyembuhkan mereka. Lumina menyarankan bagi mereka semua untuk tinggal di kerajaan Gaia, membangun rumah dan memulai hidup yang baru. Semua perjalan sudah berakhir saat itu. Semuanya sejutu, apalagi Dael yang masih remaja dan tidak memiliki orang tua tentu memerlukan rumah dan orang tua asuh.

Reyd sendiri sebenarnya setuju tapi ia memerlukan burung pemberi kabar untuk keluarganya di kerajaan Zattox. Derrion yang tidak memiliki keluarga setuju saja, apalagi saat Lumina menawarkan rumah sakit pribadi untuk Derrion. Leader pun menyetujui dirinya kembali ke pasukan kerajaan Gaia, sebagai pelatih pasukan perang. Dael hanya diam tapi ia tidak menunjukkan rasa keberataan. Sementara Flo harus kembali ke rumahnya untuk memberi kabar ke orang tuanya di kerajaan Sam.

Semua orang terkejut saat itu kecuali Leader. Flo akhirnya menceritakan bahwa dirinya adalah bangsa Raikon, manusia pelindung cahaya. Saat itu ia kabur dari rumahnya tanpa bekal apa-apa dan akhirnya ia pun berjumpa dengan Animon, Reyd, dan Leader. Bangsa Raikon dikenal sebagai bangsa tertinggi dari semua bangsa di dunia. Mereka tinggal di kerajaan Sam dan hanya beberapa manusia biasa tertentu saja yang diperbolehkan ke sana. Tidak ada satu pun dari mereka, selain Flo, yang tahu tentang penampilan dan lokasi kerajaan Sam.

Flo menawarkan Animon untuk pergi bersamanya. Animon setuju.

�Aku juga mau ikut.�


Semuanya terdiam, Dael akhirnya berbicara. Flo pun meminta Animon dan Dael untuk memegang tangannya. Setelah Flo mengucapkan kata-kata yang tidak dimengerti, beberapa bola cahaya menyelimuti tubuh mereka lalu mereka pun menghilang bersama bola cahaya itu.

Untuk pertama kalinya Animon mendatangi kerajaan Sam. Ternyata kerajaan Sam berada di atas pohon raksasa. Rumah-rumah di sana terbuat dari kayu dan batu. Bentuknya cukup aneh karena berbeda dengan rumah-rumah yang biasa ia lihat. Flo pun langsung bergegas menuju rumahnya, sementara Dael sudah lebih dulu berkeliling sendirian. Satu hal yang membuat Animon heran ialah pandangan orang-orang kepadanya, mereka seperti tidak senang dengan keberadaan dirinya tapi Animon tidak begitu menghiraukan hal itu.

Ternyata Flo adalah putri dari raja kerajaan Sam, tuan putri dari semua bangsa Raikon. Mereka memasuki istana kerajaan Sam yang terbuat dari kaca. Sang raja, ayah Flo, sangat menentang keinginan anak tunggalnya untuk tinggal dan menjalani hidup di Gaia. Terlebih lagi saat ayahnya Flo membawa mereka ke sebuah batu prasasti yang turun-temurun dipercaya bangsa Raikon sebagai sebuah ramalan. Meskipun tidak mengerti apa yang dibicarakan Flo dengan ayahnya, Animon dapat mengerti batu itu menggambarkan seorang wanita dengan bola cahaya membawa manusia kucing ke sebuah kerajaan di atas pohon. Lalu di sampingnya, terdapat sebuah gambar kehancuran dari kerajaan di atas pohon tersebut.

Ayah Flo sangat bersikeras sehingga mereka harus sampai bermalam di kerajaan Sam. Bulan sangat besar terlihat pada saat itu. Flo pun menceritakan semua perdebatan dengan ayahnya pada Animon. Animon hanya tersenyum setelah mendengar semua keluh kesah Flo. Ia juga membagi beberapa cerita masa lalunya saat menjadi pembunuh bayaran. Saat itu ada seorang anak yang ingin ayahnya dibunuh oleh mereka. Sebagai seorang pembunuh bayaran, Animon harus melakukan tugasnya. Setelah ayah anak itu dibunuh oleh Animon, barulah si anak sadar bahwa perbuatannya salah. Animon pun pernah menceritakan kisah itu pada Leader lalu Leader mengatakan bahwa tidak perlu ada kekejaman di dunia ini. Semuanya bisa diselesaikan dengan perkataan yang lembut dan tulus dari hati.

Flo pun tersenyum mendengar kata-kata Animon. Lalu ia meminta untuk belajar bahasa Raikon kepada Flo. Ia ingin berbicara dengan ayahnya Flo. Malam semakin larut, Animon semakin pandai menggunakan bahasa Raikon. Mereka bahkan melakukan beberapa percakapan dengan bahasa Raikon.

�Flo.�

�Ya?�

�Jika aku berhasil meyakinkan orang tuamu, maukah kamu menjadi istriku?�

Flo terdiam, wajahnya memerah, sebuah anggukan pasti beserta jawaban ya diberikannya kepada Animon, lalu mereka pun berpelukan. Malam itu diselimuti dengan kebahagian untuk mereka berdua. Tanpa mereka sadari seorang bocah memperhatikan mereka dari kejauhan.

Pagi hari pun tiba, Animon berbicara dengan ayahnya Flo, raja dari semua bangsa Raikon saat itu, dengan penuh kelembutan dan ketulusan. Mendengarkan perkataan Animon, ibunya Flo, sang ratu, merasa suaminya tidak perlu menghalangi mereka. Sang raja pun terdiam, setelah beberapa tanya jawab dengan istrinya, ia pun akhirnya merelakan anaknya untuk menempuh sebuah hidup yang baru. Sebelum mereka keluar dari istana sang raja meminta untuk berbicara secara pribadi dengan Animon.

Keluar dari istana, mereka pun mencari Dael. Mereka menceritakan bahwa mereka akan menikah di Gaia. Saat itu, Dael hanya diam seperti biasanya. Lalu sepasang suami istri menghampiri mereka bertiga. Ternyata Dael sudah diangkat menjadi anak oleh sepasang suami istri penduduk kerajaan Sam. Flo pun kembali ke kerajaan Gaia bersama Animon dengan cara yang sama seperti saat mereka pergi ke kerajaan Sam.

Seminggu kemudian Animon dan Floriana pun menikah di Gaia. Reyd memainkan lagu kegembiraan untuk mereka. Leader, Lumina, dan Derrion pun hadir pada saat itu. Bahkan, kedua orang tua Flo turun dari tempat yang tinggi untuk melihat pernikahan anak mereka. Tidak ada Dale pada saat itu, ia sudah memiliki keluarga yang baru, mereka berharap dia bisa bahagia dengan keluarganya yang baru.

----

Waktu pun berlalu, Animon menutup sebuah buku yang baru saja ia tulis.

�Buku apa itu, Sayang?�

�Aku baru saja selesai menulis sebuah buku tentang cerita perjalan kita, dimulai dari saat aku berjumpa dengan Leader.�

�Semoga arwah Leader tenang di alam sana.�

�Ya, aku juga berharap Rifatila kecil kita ini bisa menjadi orang sehebat dirinya.�

�Aku juga berharap seperti itu.�

Animon dan Flo tersenyum. Animon menggelitik bayi laki-laki mereka itu selagi Flo menggendongnya. Tiba-tiba sebuah ketokan pintu terdengar. Orang itu tidak hanya mengetuk pintu tapi juga langsung membuka pintu rumah mereka yang berada di tengah hutan yang sepi.

�Cepat pergi.�

Itulah kata terakhir dari Reyd yang baru saja mendatangi rumah mereka. Tubuhnya penuh luka, dari mulutnya darah tak berhenti keluar. Animon dan Flo pun mendatangi Reyd, namun sebuah gempa pun menggoyangkan rumah mereka. Saat keluar rumah, pohon-pohon langsung mati, daun-daunnya berguguran, satu persatu pohon-pohon itu tumbang. Dari kejauhan, makhluk bertanduk dua dan bersayap kelelawar mendatangi rumah mereka.

�Lama tidak berjumpa.�

�Dael?�

Suara itu mungkin tidak pernah mereka dengar sebelumnya, tapi Animon dapat mengingat dengan jelas bau dari bocah yang dulu pernah ikut perjalanan mereka.

�Aku sudah lama menunggu si janggut itu mati. Tanpa dia, tidak ada yang bisa mengalahkanku. Hahaha!�

�Kenapa kau melakukan hal ini?�

Saat itu Flo masih belum bisa percaya Dael yang dulu ditolongnya kini menjadi monster.

�Kau lebih memilih dia daripada aku. Kali ini, aku akan membunuh kalian semua. Seperti aku menghancurkan kerajaan Sam.�

�Tapi�.�

�Flo, pergilah dan bawa Rifatila ke tempat yang aman. Anak yang satu ini perlu diberikan sedikit pelajaran.�

�Bagaimana dengan dirimu, Sayang?�

�Aku akan menyusul kalian, percayalah padaku.�

Floriana mengangguk lalu berlari sambil menggendong bayi mereka.

Gaia, Luna, Sams�.

Sesaat bulan pun bergerak mendekati sinar matahari. Sebuah gerhana total pun terjadi.

Sea will come and let my blood be it. Nature will come and let my flesh be it. Dark will come and let my bone be it. Light will come and let my soul be it�.

Detik berikutnya gerhana pun semakin mendekati kepenuhannya.

The eclipse will come and I call for�.

Bulan pun semakin mencapai posisinya.

Virtue Blade!!

Lanjut Animon bersamaan dengan gerhana total yang terjadi. Redup, cahaya redup kelabu kini menyinari mereka. Dael menyerang Animon, namun cakarannya tertahan sebuah pedang kecil bersarung hitam. Animon menarik gagang pedang bersarung hitam itu lalu muncullah sebuah pedang bertuliskan V-i-r-t-u-e.

Floriana sendiri merasakan ada yang janggal dengan gerhana pada saat itu. Ia pun memasukkan bayinya ke sebuah bola cahaya.

�Bawalah anak laki-laki kami ini ketempat yang aman.�

Bola cahaya itu pun terbang dan menghilang dari pandangan Flo. Lalu Flo membalikkan badannya dan berlari menuju Animon. Flo sangat terkejut ketika melihat Animon menggunakan pedang legendaris dari bangsa mereka. Katanya, jika pedang itu digunakan oleh orang yang salah, maka orang itu akan mati dengan sendirinya.

Animon dan Flo berhasil mendesak Dael. Hingga akhirnya Animon berhasil menusukkan Virtue Sword ke jantung Dael.

�Kalian pikir aku akan mati begini saja? Tubuhku akan meledak begitu kau mencabut pedangmu, kucing bodoh.�

Flo pun berlari di atas tubuh Dael yang sudah terjatuh. Ia mengenggam erat kedua tangan Animon yang sedang memegang Virtue Sword. Animon mengangguk kepada Flo, ia tahu apa yang dipikirkan istrinya. Flo pun mengatakan beberapa kata dalam bahasa Raikon. Sekumpulan bola cahaya mengelilingi mereka.

Sedetik kemudian mereka bertiga pun telah berpindah ke kerajaan Sam. Hanya saja kali ini kerajaan Sam tinggal puing-puing bangunan dan sebuah pohon raksasa yang sudah tumbang. Floriana dan Animon menarik Virtue Sword dari jantung Dael secara bersamaan. Dael tidak berbohong, sebuah ledakan raksasa terjadi. Ledakan itu sangat besar hingga mendorong dunia meraka dari tempat sebelumnya ke sebuah tempat yang sangat jauh. Dunia mereka juga kini terpecah menjadi empat planet baru dan satu matahari baru yang dulunya adalah kerajaan Sam.

Tahun berganti tahun, beberapa manusia yang bertahan dari ledakan itu menjalani hidup yang baru. Mereka memberi nama planetnya sesuai dengan nama kerajaan mereka yang dulu, Zattox, Cruby, Viel, dan Gaia. Sementara kerajaan Sam kini telah menjadi matahari. Semua bangsa Raikon sudah tiada, kecuali anak dari Floriana dan Animon yang tidak diketahui keberadaannya.


Part 1 - Part 2 - Part 3 - Part 4

download file now